KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI
KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Elisabet Dewi Sulistyowati
CGP 7 Kab Magetan – 229 B
Sebagai pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan pada kasus-kasus dilema
etika. Perlunya memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan, khususnya pada
kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau etika. keputusan yang
diambil secara langsung atau tidak akan mempengaruhi
murid, atau dalam ekosistem sekolah dapat menentukan
arah dan tujuan lembaga serta menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari
lembaga
tersebut, pada akhirnya berpengaruh kepada mutu pendidikan yang
didapatkan murid-murid. Sangat bervariasi
kasus-kasus dilema etika yang dihadapi di sekolah. Mari kita simak kaitan/
koneksi materi berikut ini :
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Jawab :
Kaitan filosofi Ki Hajar Dewantara dengan pengambilan keputusan adalah :
- Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus bijak, memberikan contoh yang baik, mengayomi dan menuntun anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat.
- Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus berkolaborasi dengan stakeholder sekolah, mengutamakan nilai-nilai kebaikan untuk banyak orang.
- Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Sebagai pemimpin harus memberi dukungan untuk hal-hal baik di sekolah. Keputusan yang dapat menambah semangat komunitasnya. Memberi apresiasi, sangat luar biasa dampaknya.
Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kompetensi dan peran sesuai dengan filosofi Pratap Triloka KHD.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Jawab :
Jika seorang guru
telah menghidupi nilai-nilai guru penggerak yang berpihak pada murid, mandiri,
reflektif, kolaboratif dan inovatif secara otomatis akan mempengaruhi cara
berpikir dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan juga mempertimbangkan
kebutuhan dasar manusia sehingga keputusan yang diambil dapat memerdekaan manusia.
Bagaimana
materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’
(bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses
pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah
kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah
ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal
ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Jawab :
Pemimpin pembelajaran dalam mengambil
keputusan harus lebih dahulu mengidentifikasi, mengumpulkan data/ fakta
kemudian menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan yang diawali dengan paradigma berpikir yang
memberdayakan adalah mutlak diperlukan agar pengambilan keputusan/ pengembangan
diri/ sekolah dapat berjalan secara berkelanjutan dan terarah.
Bagaimana
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawab :
Jika seorang guru dapat menguasai 5 kompetensi sosial emosional seperti
kesadaran diri, menegemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan
keputusan yang bertanggungjawab akan berpengaruh dalam menyelesaiakan masalah dilema
etika di sekolah. Guru yang memiliki kompetensi sosial emosional yang baik akan
elbih efektif dan cenderung lebih tangguh dalam mengatasi permasalahan dilema
etika.
Bagaimana
pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawab :
Pengambilan keputusan yang tepat terkait
kasus-kasus masalah moral/etika dapat tercapai maksimal jika melalui 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan yaitu Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan, Pengujian
benar atau salah (uji legal, Uji Regulasi/Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji
Publikasi, Uji Panutan/Idola), Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan
Prinsip Resolusi , Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan, Lihat lagi
Keputusan dan Refleksikan.
Dapat dipastikan jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat
melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut,
maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan
dari pihak-pihak yang terlibat, maka hal tersebut akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman.
Bagaimana
pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jawab :
Pengambilan keputusan yang tepat dapat mengakomodir semua pihak dan keputusan
bisa diterima dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran diri sehingga dapat
menciptakan lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman. Namun
sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada ekosistem
sekolah itu sendiri.
Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Jawab :
Tantangan yang muncul dalam kasus dilema etika adalah keegoisan, ingin
menang, perbedaan pemikiran yang berseberangan. Peran pemimpin sangat
diperlukan untuk mengkondusifkan situasi, mengkolaborasikan pihak-pihak terkait.
Pemimpin yang bijaksana dapat merubah paradigma di sekolah dengan memegang
prinsip dan nilai-nilai kebajikan.
Apakah
pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang
tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawab :
Keputusan yang kita ambil sangat berpengaruh pada ekosistem sekolah. Pemimpin
hendaknya mengutamakan hasil keputusan yang berpihak dan memerdekakan murid. Dalam
memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda harus pedoman
3 kunci utama pembelajaran berdiferensiasi.
1.Menentukan kebutuhan belajar melalui minat,
kesiapan belajar, profil belajar)
2.Startegi pembelajaran (berdiferensiasi
konten, proses, produk)
3. Startegi penilaian (assessment as learning,
assessment for learning, assessment of learning.
Hasil pemetaan ini dapat digunakan untuk menyusun scenario pembelajaran sehingga dapat mengakomodir semua kebutuhan belajar murid.
Bagaimana
seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawab :
pengambilan keputusan yang dilakukan pemimpin pembelajaran
hendaknya berorientasi/ berpihak pada murid, keputusan yang tepat akan membuat murid tumbuh menjadi pribadi yang
bijaksana, dewasa, percaya diri, serta mampu menggali potensi dan kekuatan
mereka sendiri. Menjadi
orang yang merdeka, kreatif dan inovatif dalam mengambil keputusan yang
menentukan bagi masa depan mereka sendiri. sehingga murid dapat meraih masa
depannya yang cemerlang.
Apakah
kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini
dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Jawab :
Pada setiap modul ada saling keterkaitan. Saling melengkapi dan menyempurnakan
untuk membantu guru/ pemimpin pembelajaran dalam merencakana, menerapkan dan
dalam mengambil keputusan, didasari keberpihakan pada murid yang dihidupi oleh
nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi dan memuat pembelajaran sosial emosional.
Sejauh
mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul
ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan,
3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Jawab :
Setelah mempelajari modul ini saya
semakin memahami bagaimana proses pengambilan keputusan yang tepat, yang bisa
diterima oleh semua pihak. Pada modul ini saya belajar mengidentifikasi kasus-kasus dan
memetakan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Membutuhkan proses panjang
dalam mengambil keputusan.
Sebelum
mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai
pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa
yang Anda pelajari di modul ini?
Jawab :
Hampir setiap hari ada kasus di sekolah. Saya pernah mengambil keputusan
dalam situasi dilema etika, yaitu rasa keadilan vs rasa kasihan. Saat itu pengambilan
keputusan mengalir dan pengambilan keputusan berdasarkan hasil akhir yang
sekiranya menguntungkan semua pihak. Setelah saya mempelajari modul ini, dalam
pengambilan keputusan dengan kasus dilema etika harus melihat paradigma,
prinsip dan melalui langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan agar
keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.
Seberapa
penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda
sebagai seorang pemimpin?
Modul ini sangat penting bagi saya secara individu untuk mengasah
keterampilan bagaimana pengambilan keputusan yang berbasis nilai-nilai
kebajikan. Sebagai seorang pemimpin, materi ini juga sangat penting untuk
memetakan kasus dan menganalisis dan menguji keputusan, dan merefleksikanapakah
sudah tepat atau perlu ditinjau ulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar